Kamis, 31 Desember 2009

DIRGANTARA

Siang hari, tanggal 31 desember 2009.

Bermacam macam hal berkecamuk di kepala gue.
Begitu banyak hal yang ga bisa gue terka.
Allah mengirimkan begitu banyak wanita, yang keluar masuk di kehidupan gue.
Dan ia juga banyak memberikan gue cobaan cobaan.
And thank god for it, ga ada masalah bukan idup namanya.

Kadang gue berfikir, kalo tanggal 25 oktober gue ga ikut ke ulang taun finda.
Pasti gue ga kaya begini. Hari itu awal permulaan gue deket sama nabila.
yep, dia wanita yang sedang gue dekati. Resmi 2 bulan gue deket sama dia.
terkadang tingkah nya aneh. Tapi, kadang dia membuat gue tersenyum lebar.
Gue udah di tolak sama dia. Teringat kembali 17 november 2009, sehabis pulang les.
Gue meyambangi rumah nya, gak pernah gue lupain itu.

Untuk saat ini gue akan fokus untuk un, dan universitas.
Doakan gue sukses untuk semua yang gue ingin kan.
Dan doakan juga, gue bisa sama sama dia.

jelang siang, 31/12.

with love, DIRGANTARA

Late December


Tanggal 31 desember 2009, ga terasa sudah hampir berakhirnya tahun 2009. Yang berarti di gantikan dengan 2010. Banyak sekali yang terjadi di kehidupan gue pada tahun 2009. Banyak sekali yang ga bisa di lupakan. Dan banyak juga peristiwa' yang membuat gue mengintrospeksi(gini tulisan nya?) diri, agar jadi lebih dewasa.

Kemarin, tanggal 30 desember 2009. Seneng rasanya bisa jalan bareng, menghabiskan waktu.
bersama orang yang gue sayang. Perjuangan berbuah hasil, akhir nya gue memutuskan untuk pergi ke grand indonesia. Disana gue nonton dan photobooth :).

Semua terjadi secara beruntun di akhir desember, dari yang bete' sampai yang paling seneng.
and thank god for that, apapun yang terjadi di 2010. Gue harus tetep bisa survive dan meraih apa yang gue impikan. apa yang gue tuju dan jadi sebuah cita - cita(amin)

Udah masuk tanggal 31 nih, berarti udah siap siap tahun baru nih.
Semoga di tahun yang baru nanti. Semua menjadi lebih baik lagi dari yang sudah sudah.
Kita mulai lembaran baru kehidupan dengan bismillah.

jakarta, 31 desember 2009 01:50(jam bb)


Minggu, 27 Desember 2009

dan lo mungkin ga pernah tau, bahwa gue di sini uring uringan karena lo
dan mungkin lo ga cukup peduli dengan keadaan gue di sini
dan gue berharap lo tau
dan gue berahar lo peduli
karena gue disini
gila karena lo
dan cuma
dapat
ber
harap

jakarta 27 oktober 2009 - 27 december 2009 lewat tenggah malam

Lewat sudah 2 bulan penuh canda tangis senyum dan tawa. Saat gue mencoba untuk meladeni semua senyuman lo. Semua berubah, kekosongan yang gue rasa berubah menjadi keramaian. Hidup gue di isi oleh sosok diri lo yang gue rasa seorang yang tepat yang di kirim tuhan buat gue. Bermula di 7 november. Saat pertama kali gue mengajak lo jalan, rasanya dunia bener' terang.
Semua gue persiapkan rapih, seakan tanpa cacat. Untuk mengimbangi lo yang bagi gue tanpa celah dan cacat. begitu indah!
Semakin lama semakin indah. 9 november, kembali kepala pun gue benamkan ke bak mandi. mencuci raut wajah yang kumel sepulang sekolah. Gue persiapkan serapih mungkin agar tak ada celah, Untuk mengimbanggi lo yang bagi gue tanpa cacat. begitu indah. pukul setengah 4 sore lo gue jemput, menuju setiabudi building. Kita berjanji untuk menonton sebuah film. Tanpa di duga jam yang di ingin tidak ada. Hingga kita pun pergi dan menuju tempat yang lain. Walau begitu, hari itu tetap menjadi hari yang cerah bagi gue. Dan lo pun menjadi seseorang yang ada di pikiran gue sejak saat itu(semakin dalam perasaan gue).

12 november, awal nya menjadi hari yang kelabu. Tetapi sebuah cheese cake yang lo kirimkan buat gue ke tempat bimbingan belajar, merubah semua nya. Hanya senyum yang dapat gue lakukan saat itu. Gue jemput lo pukul 8, dengan senyum malu, tatapan nanar lo yang menghujam jantung gue, seakan dunia akan runtuh. begitu indah! malam yang indah, malam yang semakin memper dalam perasaan ini. semakin menancap keras.

14 november, kembali kita berjanji untuk menonton film di blitz grand indonesia. kembali berjanji menonton film yang sama. film yang membuat kita semakin dekat, semakin akrab, semakin mencengkram erat perasaan ini. Ternyata film tersebut tidak ada. Tapi semua itu ga membuat kita boring, malas, geram, kesal. Lo mengajak gue untuk sekedar menikmati waktu yang yang tersisa di hari itu sambil berbincang di oh lala cafe. pukul 22.30, gue antar lo pulang dari grand indonesia, perjalanan yang tak terasa cepat, mengalir perlahan, seakan semua putaran cosmic yang ada, berhenti, menutup gerbang' waktu agar tak dapat menembus menghabis kan waktu di malam itu. Pukul 23.30 sampai rumah lo. Begitu indah. semakin lama semakin dalam perasaan ini. Sesampai nya di rumah, kita berjanji untuk bertemu sekedar menyapa di facebook. Kalo harus gue akui. setiap kita ketemu, gue masih selalu merasa kurang.
Gue mengajak lo untuk nonton ke esokan hari nya. dan lo pun menerima nya. begitu indah!

15 november, gue jemput lo pukul 12.45. kita berjanji menonton sebuah film. Tetapi film yang berbeda. Kita menuju FX, begitu menyenangkan. Bisa ketemu 2 hari berturut. benar' hari yang menyenangkan. 2012 jadi film yang akan kita tonton waktu itu, sembari menunggu. Kita duduk ber 2 di coldstone. Hanya ber 2, tak ada pengunjung lain. Saling berbincang. begitu indah. menatap wajah lo begitu dekat. Dekat amat dekat. Gue merasa, kalo lo hal yang paling indah yang harus gue miliki, yang harus gue jaga. Kita memasuki studio pukul 15.15, indah sangat indah. gue antar lo pulang pukul 18.00. indah, begitu indah! semakin dalam semakin erat semakin kuat perasaan ini.

16 november, sebuah hari yang kelabu. Tanpa kabar tanpa alasan yang jelas, lo hilang.

17 november, gue kembali mempersiapkan segala nya, demi lo orang yang paling gue sayang. Gue bungkus sekotak coklat dengan gue sisipkan tulisan. Tulisan yang berisi ungkapan rasa yang ada pada diri gue. Mungkin kedengaran nya lemah,cupu & aneh. Tapi gue bener' menulis nya untuk lo. Gue drop coklat itu tanpa sepengetahuan lo di tempat les lo. Tak ada kabar.
Gue menuju rumah lo pukul 20.45. Kita berbincang di teras rumah lo, dengan antusias gue mengharapkan kalau lo suka dengan coklat nya dan tulisan nya. Dan ternyata iya. Senyum kembali terhias di wajah gue. Dengan penuh malu, gue mengulang apa yang gue tuliskan di kertas yang gue selipkan di coklat tadi. Dan kita hanya terdiam, terpaku. Saling menatap tanpa berkedip. Lo menolak gue dengan halus, lo tidak menghancurkan harapan' gue. walau sedikit kecewa, karna semua gue lakukan dengan penuh percaya diri. setidak nya lo udah tau apa yang gue rasakan selama ini. pukul 22.00 gue pun pulang, dengan senyum. Dan kepala tegap. kita masih bisa terus dekat kan? tidak begitu indah. sedikit mengecewakan. tetapi ya sudah lah.

18-30 semua berjalan seperti biasa, kita tetap saling mengkontak. Semakin dalam perasaan ini, semakin penasaran gue sama lo.

1 desember, kembali kita semakin dekat. walau pun masih seperti itu itu saja. Monoton, tapi tidak ada kata bosan. Selalu menunggu, menunggu dan menunggu kabar dari lo tiap hela nafas gue.

2-5 desember masih sama seperti yang kemarin.

6 desember, rasa kangen menggumul di dada. Terasa sesak hingga, akirnya gue jujur bahwa gue kangen. Ternyata kita merasakan hal yang sama. Senyum yang lebar. senyum yang membuat perasaan ini semakin dalam dan erat.

7-9 desember, menjadi hari yang sama. Perasaan pun semakin percaya diri. bahwa kita merasakan hal yang sama, sama sama saling menyayangi. begitu indah.

10 desember, lo berubah. lain. lo lain dari hari kemarin. Tanpa sebab, tanpa alasan. Gue mencoba untuk berfikir positif dan mencoba menunggu hingga esok.
11 desember, lo masih sama. masih lain. Gue mencoba untuk diam dan berfikir positif

12 desember, kita berjanji untuk bertemu. berasama melayat nenek harsya yang meninggal.
hari itu di mulai, dengan gue jemput lo pukul 13.01 dan kita bersama menuju rumah harsya. Berada di sana sampai pukul 15.00. Dan kita pun pulang. Pukul 18.58 gue jemput lo. Kita berjanji hunting, di bundaran HI. Bahagia malam itu, walau pun terjebak di parkiran PI selama setengah jam, kaki pegal menginjak kopling. Tapi semua itu hilang.karna gue bersama lo orang yang paling gue sayang. Karena terlalu lama kita mencari parkir hingga kita di tinggal oleh rombongan fotografi labs. Kita habiskan malam dengan makan saja, ber 2. Begitu indah.

13-23 desember, tak ada koneksi di antara kita. Lo berubah tanpa sebab. hilang. seakan ga pernah ada apa apa di antara kita. walau pun gue akui gue bukan siapa siapa. tapi setidak nya, lo ingat dengan apa yang pernah kita lakuin bersama. Ber 2, dan gue selalu ada untuk lo. apapun yang terjadi gue berusaha untuk ada.

24 desember, gue berharap ketemu lo di pensi tugasku. Ternyata nihil. wajah lo ga nampak sana. Dengan kecewa gue pulang. Gue berjanji dengan teman SMA untuk mentraktir mereka di straberry cafe. Karena gue masih ada utang ulang taun. Sesampai nya di sana, gue pun langsung duduk. Tiba tiba lampu mati, ada sesosok wanita membawakan kue ulang taun. Bertuliskan happy birthday dirga dengan lilin ber nomor 18 sesuai dengan ulang taun gue. kaget, sungguh kaget. Tapi kehadiran lo yang lebih membuat gue kaget. Kaget se kaget' nya. bahagia. senang. sungguh senang. Sampe gue harus bengong setengah jam menenangkan adrenaline. Kehadiran lo bener' membuat rasa bete yang ada sirna. Karena lo orang yang gue harap dateng. walau sebelom nya mana mungkin lo dateng dengan keadaan kaya gini. Gue genggam erat tangan lo saat masuk permainan jumanji. Gue rangkul tubuh lo saat pertama kita memulai permainan. Indah, begitu indah. tak dapat gue ungkapkan. pukul 22.45 gue antar lo pulang, sesaat sebelum lo turun, gue memberikan lo bunga. Yang telah gue persiapkan. Yang gue persiapkan untuk lo.
Malam itu begitu indah, hingga gue merasa pede. Merasa perubahan yang terjadi hanya iseng belaka.

26-sekarang, ternyata semua itu memang udah berubah. Seperti nya gue ga ada lagi di hidup lo. dan gue cuma seorang yang biasa saja. seorang yang bukan spesial. Mungkin ini hanya terkaan saja. Tapi berdasarkan keadaan yang gue rasa.
tepat di hari ke 60, 2 bulan sudah kita lalui waktu bersama. Dan gue masih tetap di sini. menunggu. Sampai lo membuka hati buat gue seutuh nya. Karena gue sadari, gue udah terikat oleh diri lo. lo bener bener membuat gue gila. Apapun yang terjadi, gue selalu akan kejar. Selama gue bisa.

Akan kah tanggal - tanggal tersebut dapat berlanjut?
Dan gue berharap dengan sangat, iya. karena gue bener bener sayang sama lo nab.!

Minggu, 13 Desember 2009

Aku benci jatuh cinta. Aku benci merasa senang bertemu lagi dengan kamu, tersenyum malu-malu, dan menebak-nebak, selalu menebak-nebak. Aku benci deg-degan menunggu kamu online. Dan di saat kamu muncul, aku akan tiduran tengkurap, bantal di bawah dagu, lalu berpikir, tersenyum, dan berusaha mencari kalimat-kalimat lucu agar kamu, di seberang sana, bisa tertawa. Karena, kata orang, cara mudah membuat orang suka denganmu adalah dengan membuatnya tertawa. Mudah-mudahan itu benar.

Aku benci terkejut melihat SMS kamu nongol di inbox-ku dan aku benci kenapa aku harus memakan waktu begitu lama untuk membalasnya, menghapusnya, memikirkan kata demi kata. Aku benci ketika jatuh cinta, semua detail yang aku ucapkan, katakan, kirimkan, tuliskan ke kamu menjadi penting, seolah-olah harus tanpa cacat, atau aku bisa jadi kehilangan kamu. Aku benci harus berada dalam posisi seperti itu. Tapi, aku tidak bisa menawar, ya?

Aku benci harus menerjemahkan isyarat-isyarat kamu itu. Apakah pertanyaan kamu itu sekadar pancingan atau retorika atau pertanyaan biasa yang aku salah artikan dengan penuh percaya diri? Apakah kepalamu yang kamu senderkan di bahuku kemarin hanya gesture biasa, atau ada maksud lain, atau aku yang-sekali lagi-salah mengartikan dengan penuh percaya diri?

Aku benci harus memikirkan kamu sebelum tidur dan merasakan sesuatu yang bergerak dari dalam dada, menjalar ke sekujur tubuh, dan aku merasa pasrah, gelisah. Aku benci untuk berpikir aku bisa begini terus semalaman, tanpa harus tidur. Cukup begini saja.

Aku benci ketika kamu menempelkan kepalamu ke sisi kepalaku, saat kamu mencoba untuk melihat sesuatu di handycam yang sedang aku pegang. Oh, aku benci kenapa ketika kepala kita bersentuhan, aku tidak bernapas, aku merasa canggung, aku ingin berlari jauh. Aku benci aku harus sadar atas semua kecanggungan itu…, tapi tidak bisa melakukan apa-apa.

Aku benci ketika logika aku bersuara dan mengingatkan, “Hey! Ini hanya ketertarikan fisik semata, pada akhirnya kamu akan tahu, kalian berdua tidak punya anything in common,” harus dimentahkan oleh hati yang berkata, “Jangan hiraukan logikamu.”

Aku benci harus mencari-cari kesalahan kecil yang ada di dalam diri kamu. Kesalahan yang secara desperate aku cari dengan paksa karena aku benci untuk tahu bahwa kamu bisa saja sempurna, kamu bisa saja tanpa cela, dan aku, bisa saja benar-benar jatuh hati kepadamu.

Aku benci jatuh cinta, terutama kepada kamu. Demi Tuhan, aku benci jatuh cinta kepada kamu. Karena, di dalam perasaan menggebu-gebu ini; di balik semua rasa kangen, takut, canggung, yang bergumul di dalam dan meletup pelan-pelan…

aku takut sendirian